Klasifikasi dan Kategori Demam

Posted by Unknown on Tuesday, 13 December 2011

Perubahan cuaca biasanya berdampak pula untuk kesehatan manusia.
Akibat cuaca di Indonesia yang saat ini sangat sulit diprediksi, dimana terkadang pada siang hari cuaca begitu terik, namun tiba-tiba saja beberapa jam setelahnya hujan turun dengan derasnya.
Musim Pancaroba.
Cuaca berubah seketika menjadi hujan, lembab atau dingin.
Perubahan cuaca yang ekstrim ini sering disebut dengan MUSIM PANCAROBA. Dalam kondisi yang demikian, kondisi yang tidak menentu, tubuh kita rentan terhadap penyakit, yang biasanya diawali dengan demam dan sakit kepala serta nyeri pada bagian tubuh tertentu.

Peluang untuk menjadi sakit makin besar bila kita mengalami stres, akibat pekerjaan tinggi, akibat kemacetan di jalan dan lain sebagainya. Bila seseorang sakit, biasanya akan disertai demam, nyeri atau sakit kepala.

Demam sendiri dapat dikategorikan dalam beberapa klasifikasi:
1. Demam Remiten atau Demam Tifoid.
Yaitu naik turun suhu rentang 1 derajat celcius, akan tetapi penurunannya tidak pernah mencapai suhu normal.
2. Demam Intermen atau Demam Malaria.
Yaitu naik turun suhu, bisa mencapai batas normal.
3. Demam Kontinyu atau Demam Pneumonia.
Yaitu demam yang terjadi terus menerus dan disebabkan oleh infeksi bakteri.
4. Demam Bifasik atau Demam Berdarah.
Yaitu demam dengan bentuk pelana kuda.
5. Demam Pel-Ebstein atau Penyakit Hodgkin.
Yaitu demam lama 1 minggu diselingi dengan periode tidak demam dengan jumlah ahri yang sama, dan siklus berulang.

Saat ini banyak beredar obat sakit demam dan sakit kepala, namun harusnya kita jeli dalam memilihnya.
Pilih saja obat demam dan sakit kepala yang mengandung Paracetamol, karena paracetamol ini sudah diapprove oleh pemerintah Indonesia sebagai obat yang aman untuk dikonsumsi. Terutama bagi anak-anak, tidak menimbulkan iritasi pada lambung. Sesuaikan dosis menurut petunjuk dokter.

Dosis paracetamol yang diberikan pada umumnya untuk dewasa 500mg/tablet dan 120mg/5mg bentuk sirup untuk anak-anak. Namun relatif juga sih, tergantung dokter yang memberikan.

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment