Tetangga Ramah Bisa Turunkan Resiko Stroke

Posted by Unknown on Saturday, 5 October 2013

Sering ikut arisan dengan tetangga kompleks atau berperan aktif ikut jadwal ronda di kampung, ternyata tak hanya menunjukkan tingginya kepedulian sosial seseorang.

Baru-baru ini sebuah studi mengatakan tinggal di lingkungan yang baik juga menurunkan risiko stroke seseorang.


Tak tanggung-tanggung, risiko stroke karena tinggal bersebelahan dengan tetangga-tetangga yang ramah dan suka menolong bisa turun drastis hingga 50 persen, atau setara dengan manfaat yang diperoleh seseorang yang tidak merokok.

Peneliti pun menyebut kondisi ini dengan istilah khusus yaitu neighborhood social cohesion.

"Jadi semakin anda terkoneksi dengan tetangga dan lingkungan tempat tinggal anda yang sehat dan aktif, maka anda juga akan makin termotivasi untuk melakukan hal serupa," kata peneliti dari University of Michigan, Eric Kim seperti dilansir laman Men's Health, Selasa (1/10).

"Sebaliknya jika anda tidak punya ikatan yang kuat dengan orang-orang di sekitar tempat tinggal anda, maka anda jadi malas dan tidak mampu mengadopsi gaya hidup atau perilaku sehat," katanya lebih lanjut.

Walaupun studi yang dilakukan Kim dan rekan-rekannya hanya mengamati partisipan berusia 50 tahun ke atas, peneliti ini percaya jika neighborhood social cohesion ini sebenarnya juga bermanfaat bagi kesehatan generasi muda.

Menanggapi studi ini, seorang pakar bernama Geoffrey Greif, Ph.D. mengungkapkan jika menjalin pertemanan di masa kini tidaklah semudah jaman dulu.

"Orang-orang jaman sekarang sudah dihadapkan pada begitu banyak orang, pasangannya, anak-anaknya, keluarga besar mereka, sehingga mereka kesulitan untuk menjalin pertemanan dengan orang-orang di luar lingkaran itu," kata penulis buku Buddy System: Understanding Male Friendships tersebut.

"Namun studi ini jelas-jelas menunjukkan betapa orang yang memiliki teman bisa hidup lebih lama, lebih sehat dan lebih bahagia," tambanhnya lebih lanjut.

Lalu apa yang bisa dilakukan agar kita mudah akrab dengan tetangga? Grief menyarankan agar cobalah ajak tetangga baru untuk mengobrol tentang pekarangan rumahnya.

"Hampir setiap orang cenderung suka membicarakan pekarangan rumahnya.

Dari sana kembangkan pembicaraan, misalnya menanyakan tentang kabar-kabar lokal yang beredar. Toh anda dan tetangga memiliki komunitas itu sebagai suatu kesamaan, dan inilah yang menjadi bibit dari pertemanan," pungkas Grief.

sumber:
jawa pos.

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment