Efek Negatif Pil Pereda Stres

Posted by Unknown on Tuesday, 12 November 2013

Pada jaman sekarang banyak orang rentan terkena stres dan depresi saat dihadapkan pada masalah tertentu karena gaya hidup yang tidak sehat.


Beruntung kondisi ini dapat ditanggulangi secara efektif dengan konsumsi antidepresan. Tapi menurut sebuah studi baru, obat pereda stres ini justru meningkatkan risiko diabetes.

Tim peneliti dari Southampton University, UK menduga alasan mengapa antidepresan dapat mengakibatkan diabetes tipe 2. Karena pasien yang mengonsumsi antidepresan lebih cenderung mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. Padahal pada seseorang yang kelebihan berat badan, kemampuan tubuhnya untuk mengatur gula darah menurun drastis, yang pada akhirnya memicu munculnya diabetes.

Hal ini dipastikan peneliti setelah mereview 25 riset yang melibatkan sekitar satu juta pasien. Dari situ peneliti menyimpulkan banyak pasien yang mengidap diabetes tipe 2 setelah diberi resep antidepresan oleh dokternya.

Kondisi ini tentu mendorong peneliti untuk menduga bahwa pil pereda stres inilah yang menyebabkan munculnya diabetes.

"Riset kami memperlihatkan meski anda telah mengabaikan segala faktor risiko klasik dari diabetes tipe dua, di antaranya penambahan berat badan dan gaya hidup, tampaknya ada sesuatu di dalam antidepresan yang bisa jadi faktor risiko independen dari diabetes," kata ketua tim peneliti Dr Katharine Barnard, seperti dilansir laman dari Daily Mail, Senin (11/11).

"Risiko potensial ini juga mengkhawatirkan. Dan setiap orang yang mengkonsumsi obat antidepresan harus ekstra waspada dengan adanya risiko ini, terutama sampai kami melakukan riset lanjutan untuk memastikannya," katanya lebih lanjut.

Namun meski kaitan antara konsumsi antidepresan dengan risiko diabetes begitu kuat, peneliti masih belum yakin pil-pil itu dapat menyebabkan munculnya diabetes secara langsung.

Masalah lainnya, para pakar percaya jika banyak dokter yang memberikan pil ini begitu saja tanpa mempertimbangkan efek samping jangka panjangnya.

"Depresi juga masalah kesehatan yang tidak bisa diabaikan dan antidepresan merupakan pengobatan efektif untuk kondisi ini, namun para dokter harus tetap waspada dengan risiko diabetes akibat konsumsi obat ini, terutama jika antidepresan yang dikonsumsi berdosis tinggi atau diminum dalam jangka panjang," kata Richard Holt, profesor Diabetes and Endocrinology dari University of Southampton.

"Apalagi saat meresepkannya pada pasien. Ini juga harus dibarengi dengan monitoring kondisi pasien dan membantu mengurangi risiko dengan merekomendasikan modifikasi gaya hidup," pungkasnya.

sumber
jpnn.com

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment